MENGGALI POTENSI DIRI MELALUI CERITA DAN PUISI: Mau Belajar Mengarang?
DENGAN SASTRA KITA BERBAGI RASA

Jumat, 20 Agustus 2010

Mau Belajar Mengarang?

Judul Buku : Kiat Menulis untuk Media Massa
(Belajar Jurnalistik Secara Otodidak)

Pengarang : Mulyoto, S.Pd

Penerbit : CV. Sahabat, Klaten

Tebal buku : xi + 124 halaman

Tahun Terbit : 2006


Dalam pengertian sehari-hari, untuk bisa menulis atau mengarang, seseorang banyak ditentukan oleh bakat. Ada yang bilang, tanpa bakat, mana mungkin seseorang bisa melakukan kegiatan mengarang? Memang pendapat semacam itu benar. Namun tidak semuanya mutlak. Sebab tampaknya bakat itu sendiri cuma 1%, selainnya banyak ditentukan oleh keringat dan kerja keras (Andrei Aksana dalam Intisari Mei, 2005). Dengan demikian, seseorang yang tidak memiliki bakat mengarang pun, asalkan punya kemauan dan kerja keras untuk melakukan kegiatan mengarang, lama kelamaan akhirnya dia akan bisa juga.
Namun untuk bisa menghasilkan semua itu, tentu saja sebelumnya kita dituntut untuk memiliki bekal pengetahuan dan seluk-beluk mengarang. Pengetahuan tersebut bisa kita dapatkan dari teori –teori dan pendapat para pengarang di luar kita. Bisa melalui koran, majalah,maupun buku-buku teori mengarang atau menulis. Misal seperti “Kiat Menulis untuk Media Massa (Belajar Jurnalistik Secara Otodidak) “ karya Mulyoto,S.Pd yang penulis ulas sekarang ini.
Di dalam buku ini saudara Mulyoto membagikan pengalaman mengarangnya ke dalam 7 (tujuh ) bagian.
Bagian pertama, berisi tentang motivasi. Di sini diuraikan beberapa manfaat dari kegiatan menulis di media massa yang salah satu di antaranya adalah uang. Ternyata dengan kegiatan menulis bisa kita peroleh sejumlah uang imbalan atau honor dari sebuah tulisan yang kita hasilkan. Dari pengertian ini, Mulyoto sangat berharap, agar pembaca dapat tergugah hatinya untuk mau belajar menjadi penulis. Karena dengan menulis kita bisa memperoleh uang.
Bagian kedua, berisi tentang penjajakan dalam kegiatan menulis. Pada tahap ini, pembaca diajak untuk menjajaki beberapa jenis tulisan jurnalistik. Calon penulis diberikan gambaran mau pilih jenis tulisan mana yang menjadi minatnya? Mau pilih jenis berita(news), artikel, feature (berita kisah), cerpen, puisi, atau resensi buku? Masing-masing jenis disajikan pula contohnya oleh Mulyoto. dengan jelas dan gamblang.
Diharapkan pada bagian ini, pembaca dapat memperoleh gambaran tentang berbagai jenis tulisan yang dapat kita tulis. Di samping itu, pengetahuan tentang media yang dapat dijadikan sasaran tembak pengiriman naskah, berikut persyaratan jurnalistik apa yang harus dipenuhi oleh sebuah naskah.
Bagian ketiga, merupakan langkah praktik mengarang atau menulis. Pada tahap ini, pembaca diajak untuk mulai mengarang berikut pengalaman Mulyoto saat dulu belajar mengarang. Di sini banyak pengalaman manis atau pahit Mulyoto ketika memulai menerjuni dunia pengarangan.
Bagian keempat, berisi editing. Pada bagian ini diuraiakan tentang pengertian editing, bagaimana cara mengedit, sampai pada aspek apa saja yang perlu diedit dari berbagai jenis tulisan yang telah kita tulis.
Bagian kelima, berisi tentang bagaiamana cara berkirim naskah ke media? Untuk menghindari naskah yang kita kirim ke media jadi terlambat tiba atau hilang di tengah perjalanan, di bagian ini disajikan tatacara atau teknis yang harus dikuasai oleh seorang penulis dalam berkirim naskah. Pada bagian ini juga disajikan beberapa contoh alamat media massa yang bisa kita kirimi naskah yang telah berhasil kita tulis.
Bagian keenam, tahap menunggu. Dalam tahap ini disajikan tentang kemungkinan nasib naskah yang telah kita kirimkan ke media massa beserta cara menyikapinya. Bagaimana sikap yang kita ambil sedandainya naskah yang kita kirimkan tadi ditolak atau tidak berhasil dimuat oleh media yang kita tuju?
Bagian ketujuh, cara membuat penerbitan sendiri. Pada bagian ini, diuraikan tentang langkah-langkah praktis dalam mewujudkan sebuah penerbitan. Pembaca juga diajak untuk mau mencoba membuat penerbitan sendiri, meskipun pada awalnya segalanya serba amat sederhana. Baik sederhana dalam bentuk penampilan, peralatan, maupun jumlah
oplah yang dihasilkan. Siapa tahu media kita lama-kelamaan bisa jadi berkembang pesat dan melebar ke masyarakat luas sebagaimana media yang telah kita kenal sekarang ini?
Kiranya buku tentang teori mengarang ini sangat pas untuk kita miliki, terutama oleh para pembaca yang punya minat untuk terjun ke dunia mengarang. Buku ini sangat banyak muatan pengetahuan tentang mengarang yang belum pernah kita temukan di buku lain.
Sayang, buku yang berisi penuh muatan ini disajikan dengan sampul depan yang agak kurang menarik. Sampul buku ini berkesan tidak begitu menyala (tampak lama) sehingga kurang mengundang minat calon pembaca. Kekurangan buku ini juga dijilid bukan dengan benang. Sehingga apabila sering kita buka dan kita baca, satu per satu kertasnya mudah lepas dari lem atau perekatnya.
Namun itu semua sekedar contoh kelemahan buku ini. Nilai lebihnya masih sangatlah banyak!

Sardono Syarief

2 komentar: