hausku, duh!
keringkan tenggorokan
tak nyaring lagi alunkan
firmanfirman-Mu setiap malam
hausku, duh!
kian tak karuan
serak kapan kan berkesudahan,Tuhan?
hausku, duh!
tetesi embun sejuk-Mu
agar kering tenggorokan tersingkir
serak berakhir
dan kembali mampu
melengkingmerdukan ayatayat-Mu
ke segala penjuru,
Kekasihku!
Selasa, 18 Mei 2010
Mau Apa?
mau apa
bila kau terlanjur
jatuh ke liang kubur
bukannya tidur?
mau apa
bila tibatiba kau dipanggil pulang
untuk kembali ke rumah tak bertiang
kadang beratap ilalang?
mau apa
bila kau mesti menghadapi Munkar-Nakir
yang segala dosa dan salah
tak mungkin bisa kaupungkir?
mau apa
menangis
atau melaknati setan iblis
yang telah merusak taqwamu
dengan segala yang terasa manis?
ah,.....
mau apa
menyesali diri di kolong bumi?
ternyata tiada guna
sama sekali!
bila kau terlanjur
jatuh ke liang kubur
bukannya tidur?
mau apa
bila tibatiba kau dipanggil pulang
untuk kembali ke rumah tak bertiang
kadang beratap ilalang?
mau apa
bila kau mesti menghadapi Munkar-Nakir
yang segala dosa dan salah
tak mungkin bisa kaupungkir?
mau apa
menangis
atau melaknati setan iblis
yang telah merusak taqwamu
dengan segala yang terasa manis?
ah,.....
mau apa
menyesali diri di kolong bumi?
ternyata tiada guna
sama sekali!
Label:
puisi
Minggu, 16 Mei 2010
Di Atas Gundukan Tanah Merah
di atas gundukan tanah merah
diri tertegun
siapakah di dalamnya
jasad yang ditimbun?
di atas gundukan tanah merah
diri senantiasa berpikir
pernahkah selama hidup
si jasad mengalunkan dhikir?
di atas gundukan tanah merah
diri tak habis bertanya
sedang mengapakah si jasad di sana?
ditanyaikah
dihukumkah
bahagiakah
menderitakah?
ah,....
sungguh diri tak mengerti
sebab jarak pandang mata
terbatas sudah
antara aku yang masih hidup
dan dia yang telah mati!
diri tertegun
siapakah di dalamnya
jasad yang ditimbun?
di atas gundukan tanah merah
diri senantiasa berpikir
pernahkah selama hidup
si jasad mengalunkan dhikir?
di atas gundukan tanah merah
diri tak habis bertanya
sedang mengapakah si jasad di sana?
ditanyaikah
dihukumkah
bahagiakah
menderitakah?
ah,....
sungguh diri tak mengerti
sebab jarak pandang mata
terbatas sudah
antara aku yang masih hidup
dan dia yang telah mati!
Label:
puisi
Langganan:
Postingan (Atom)