MENGGALI POTENSI DIRI MELALUI CERITA DAN PUISI: Juni 2009
DENGAN SASTRA KITA BERBAGI RASA

Senin, 29 Juni 2009

Pak Guru Baru

Hari masih pagi, ketika Andri, Yanto, Yuni, dan Rita berangkat sekolah.
"Eh! Kabarnya bapak Guru yang baru itu akan mengajar kita, ya?"tanya Rita kepada ketiga kawannya.
"Kata siapa?"timpal Yuni sambil terus melangkahkan kakinya dengan santai.
"Kata Ibu Guru Tri,"jawab Rita dengan mantap.
"Kapan kau dengar berita itu, Rita?"Andri ikut bertanya.
"Kemarin. Ketika aku berada di ruang kantor guru."
"Apa kiranya kau tidak salah dengar, Rita?"sela Yanto meminta keyakinan Rita. Tampaknya Yanto kurang yakin benar pada kabar yang dikatakan Rita.
"Ah...! Apa mungkin aku yang salah dengar, ya?"sahut Rita jadi agak ragu.
"Kalaupun benar, siapa sih yang tidak mau diajar oleh Pak Guru baru yang tampan itu ya, Rita?"celetuk Yuni seraya melirik wajah cantik Rita.
"Idiiih...! Siapa yang mengatakan Pak Guru baruitu tampan, Yun?"seru Rita sambil mencubit pantat kanan Yuni. Karena cubitan tadi sangat mengigigit, maka mengaduhlah Yuni.
"Auuuuuwwwww........!"Yuni meronta kesakitan.
"Ayo! Rupanya kalian mulai naksir Pak Guru yang masih muda itu, ya?"Andri menggoda kedua teman putrinya seraya mengacungkan telunjuk jari ke wajah Yuni maupun Rita.
"Idiihhh...! Tak u,u, ya...!"bibir manis Rita mencibir.
"Alaaa.....!Kalau iya sja, tak apa-apa, kan?"goda Yanto sembari meringis. "Bukankah Pak Guru baru itu memang berwajah tampan? Masih bujangan lagi!"
"He...! Rupanya kau ikut-ikutan Andri juga ya, To?"potong Rita berpura-pura marah.
"Ikut-ikutan bagaimana?"sahut Yanto berlagak bodoh. "Ikut menuduh kamu menaksir Pak Guru muda itu?"sambungnya masih dengan nada bercanda.
"Sudah! Sudah!"lerai Andri. "Kalian pingsut saja!"katanya menyela. "Siapa di antara kalian berdua yang menang, itulah yang berhak menaksir Pak Guru muda tadi."
"Alaaa...! Kamu juga sama tak warasnya seperti Yanto, Andri! Ini rasakan......!"jawab Yuni sambil menabok pundak Andri dengan keras.
"Waduh...!"Andri melompat menghindar dari kejaran Yuni.
"Awas, kau, Andri!"ancam Yuni berpura-pura sengit.
"Ya, dah...!Aku tidak akan menggoda kalian lagi. Maafkan aku, Yuni. Juga kepadamu Rita. Maafkan aku, ya?"
Rita maupun Yuni sama-sama tidak menjawab. Namun kedua mata mereka berkedip bersama anggukan wajah ceria kedua gadis manis yang masih duduk di kelas 6 SD itu.